watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

PENGALAMANKU DENGAN TUTIK

Sore itu jam di tangan ku sudah menunjukan
angka 18.45, berarti sudah 30 menit aku berdiri
di depan pabrik menunggu bis yang akan
mengantar aku pulang belum dapat juga. Oh ya
aku ceritakan dulu tentang aku, aku berusia 34
tahun sekarang ini, sudah punya dua orang anak
dan seorang istri. Keluarga kami bahagia
walaupun hidup kami pas pasan.
Aku tinggal di kota M di Jawa Timur kota yang
dingin dan dinamis, di mana penduduknya
banyak yang cantik karena banyaknya
pendatang yang masuk dan cakep cakep untuk
laki lakinya. Sedang kerjaku jauh di luar kota di
kota P, tapi karena sudah kerasan di kota M jadi
kami sekeluarga tidak mau pindah atau
bertempat tinggal di kota P, aku lebih mengalah
Pulang Pergi untuk kerja yang memakan
hamper 2 jam perjalanan antara kota M dan P.
Sedang cirri 2 aku tinggi tubuhku 170 cm, berat
68 Kg, bentuk yang ideal dan seksi untuk
seorang cowok, sehingga jika berangkat atau
pulang kerja ketika naik bis umum banyak mata
melototiku, karena fisik juga tampang aku yang
lumayan ok.
Itulah sekilas tentang aku. Dan sekarang aku
lanjutin ceritaku di atas.
Setelah lebih kurang 30 menit berdiri menunggu
bis, Hujan rintik turun, karena memang sudah
mulai siang mendung menyelimutinya. Tapi
beruntung tepat hujan rintik turun Bis umum
yang aku tunggu tunggu sudah kelihatan.
Setelah berhenti aku naik, ternyata tidak banyak
penumpang yang naik. Aku memilih duduk di
kursi isis dua tengah tengah bis, karena kursi
yang mulai depan sudah terisi.
Setelah membayar aku pasang walkman aku
dan mulai memejamkan mata meresapilagu lagu
yang kubawa, dan tanpa kusadari aku tertidur,
aku terbangun ketika seseorang membangunkan
aku minta tempat duduk di sampingku, karena
aku terlalu minggir menempati kursiku, sehingga
tempat sebelahku tidak cukup untuk di
dudukinya. Aku buka mataku ternyata seorang
wanita sebaya denganku.
" Permisi mas! " katanya sambil minta tempat
kepadaku.
" Oh silahkan Mbak " jawabku sambil menggeser
pantatku memberi tempat duduk kepadanya.
Setelah duduk, wanita itu melepas jaketnya, dan
ternyata cumin memakai kaos ketat tanpa lengan
dengan kerah tinggi sehingga buah dadanya
yang besar mungkin sekitar 36 B terlihat
menantang pandanganku untuk mencuri curi
kearahnya, sehingga kantukku langsung hilang
dengan kehadirannya.
Rambutnya yang hitam panjang dibiarkan
terurai, sehingga menambah daya seksinya
yang menantang dengan bibir merah menyala,
yang seakan akan menantang setiap pria untuk
mengulumnya.
" Mau kemana Mbak? " tanyaku memberanikan
diri bertanya setelah Bis memasuki sekitar
Kecamatan K.
" Pulang Mas kekota M! " jawabnya sedikit
angkuh, mungkin sebel aku ajak mengobrol.
Aku diam lagi, nyaliku langsung surut lagi. Dan
untuk mengusir keheningan dan ketidak enakan
suasana, aku pasang lagi walkmanku yang tadi
udah aku lepas ketika pertama kali wanita itu
duduk di sampingku. Sampai di kota M aku tidak
menegurnya lagi.
Itulah awal mulanya perjumpaanku dengan
wanita itu, Hingga beberapa hari lagi aku ketemu
lagi dengan nya.
Malam itu aku pulang agak malam sekitar jam
19.30 baru dapat bis. Seperti biasanya aku duduk
di kursi isi dua. Malam itu wanita yang kemarin
dulu aku sapa agak angkuh naik lagi tapi tidak
duduk di sampingku, dia duduk agak di depan
kursiku. Melihat dia duduk ddi depan kursiku
sendirian aku memberanikan diri pindah tempat
duduk di sampingnya. Wanita itu diam saja
ketika tau aku duduk di sampingnya, malah dia
tersenyum dan memberi aku tempat duduk di
sampingnya.
" Lho Mbak kok sudah dua kali ini bareng terus
sih?, apa Mbak kerja di sisni juga? " tanyaku
sedikit takut-takut.
" Oh enggak kok mas, ini hanya kebetulan saja
habis bermain ke tempat saudara!" Jawabnya
sambil tersipu malu.
" Emang punya saudara di daerah sini? " tanyaku
menyelidiki.
" Iya Mas di daerah sekitar aku naik tadi!"
terangnya sambil menawarkan permen
kepadaku.
" Kok sendirian saja Mbak main ke tempat
saudara? apa tidak di marahin suami? " tanyaku
lagi sambil tersenyum menggoda.
" Aku sudah sendirian kok mas! "
" bener nih sendirian? " tanyaku lagi kegirangan
mendengar keterangan darinya.
" Iya aku sudah janda, suamiku tidak ketahuan
tempatnya, meninggalkan aku setelah anak kami
lahir!" jawabnya memastikan aku yang kelihatan
kurang percaya.
" Mbak kerja di mana? atau nganggur di rumah?
" Tanyaku lagi.
" Kerja mas!, Kalau Mas sendiri? "
" Aku juga kerja..!, Mbak kerjanya di mana? "
" Jaga took di malang!, Mas kerja di mana? "
" Dipabrik di daerah Kota P " jawabku
memastikan.
Itulah sepenggal pembicaraanku ketika pertama
kali bertemu. Setelahg pertemuan itu, tepatnya
tiga hari setelah pertemuanku dengannya, aku
mencoba menelponnya di tempat dia bekerja.
" Hallo.. apa kabar? " sapaku .
" Hallo.. baik, ini sapa? " balasnya kebingungan.
" Ini Aries.. yang bareng kamu kemarin..! Ini
Mbak Tutik ya? " tanyaku menyakinkan.
" Iya Mas lagi di mana sekarang? " balasnya
ramah seraya tersenyum.
" Udah di sini, pulang jam berapa kamu? " Tanya
aku menggoda.
" Bentar lagi mas!, emang mau njemput nih? "
godanya menantang.
" Emang kaga ada yang marah nih? " balasku
memastikan.
" Kaga mas, kalo mau tunggu aja aku di depan!"
jawabnya seraya menutup telp tanpa memberi
kesempatan padaku untuk menjawab, jadi mau
gak mau aku terpaksa menjemputnya di depan
tempat kerjanya.
Jam 21.15 aku sudah sampe di depan tempat
kerjanya yang ternyata sudah tutup. Aku
bingung mencari dimana dianya menunggu,
setelah tengok kanan, kiri ternyata Tutik tampak
berlari kecil menghampiriku, keluar dari sebuah
gang di samping tempat kerjanya.
" Lama ya nunggunya? " sapanya sambil
tersenyum ramah padaku.
Aku diam beberapa saat terperangah melihat
penampilannya malam itu. Tutik terlihat begitu
seksi dengan kaos ketat warna hitam dan celana
street warna hitam begitu kontras dengan warna
kulitnya yang begitu putih.
" Kok diem sih di tanyain? Ayo berangkat! "
sapanya lagi sambil mencubit lenganku.
" Ayuk! " jawabku sambil menstarter sepeda
motorku.
" Kemana nih?" tanyaku setelah berjalan
beberapa saat.
" terserah mas, aku manut aja? " jawabnya
sekenanya sambil melingkarkan Tanya
keperutku.
" kamu sudah makan belum? " tanyaku lagi.
" Sudah tadi sore?, emang Mas belum makan? "
balasnya.
" Sudah kalo nasi kalo orang belum!" Jawabku
bercanda.
" Waouuw! " teriakku takkala tangan Tutik
mencubit perutku.
" Kenapa? sakit ya? " tanyanya sambil cekikikan,
merasa senang aku menjerit kesakitan.
" Tidak Mbak? cuman kecewa!, Habis nyubitnya
salah tempat sih Mbak? " godaku makin berani.
" Emang mintanya di cubit mana? " tanyanya
penasaran.
" Bawahnya donk.. tapi kaga di cubit! " sahutku
sambil menoleh .
" Emang mau? " Balas Tutik seakan menantang.
Kena nih pikirku..
" Mau donk.. emang itu mauku kok, tapi kalo
Mbak juga mau! " balasku sambil cengengesan.
" Kaga ah paling juga kecil lagian.." sahutnya
menggoda.
Tapi aku juga kaga kekurangan akal, belum
sempat meneruskan pembicaraannya ke
genggam tangannya dan kuletakan di atas
Penisku yang sudah mulai tegang. Ternyata
Tutik tidak menolak juga, malah sekarang diam
sambil mengelus elus Penisku yang makin
membesar.
" Wah ternyata besar juga ya punya kamu!"
bisiknya di belakang telingaku.
" Kamu mau? " tanyaku menantang sambil
meremas tangan kirinya.
Tutik diem saja sambil tersenyum, dan pikirku
dia tidak menolak kalau aku ajak untuk
bersenang senang malam ini.
Dan tanpa minta persetujuannya ku larikan
motorku kearah Kota B Yang memang sangat
asyik pemandangannya dan suasana kotanya,
juga dingin udaranya.
Tutik diam saja, malah semakin erat pelukan
tangan kirinya, sedang tangan kanannya tidak
pernah lepas dari Penisku yang sudah sangat
tegang sekali oleh urutan dan elusan tangannya.
Bahkan kadang-kadang dia mengerang tanda
birahinya juga sudah memuncak. Dan tanpa
minta persetujuanku resulting celanaku di
bukanya. Aku yang mengerti maksud dan
tujuannya, ikut membantu membuka resulting
dan melonggarkan sabuk dan kancing celana
jeansku. Setelah terbuka Tangan kanannya tidak
hanya mengelus dan mengurut Penisku lagi
malah kadang-kadang di kocoknya Penisku. Aku
diam saja merasakan elusan dan urutan
tangannya yang terlihat sudah sangat
berpengalaman, bahkan aku kadang-kadang
menggoda dengan kata-kata yang romantis
sehingga kadang-kadang tangan kirinya
mencubit perutku lagi, sampai aku berteriak
minta di hentikan baru di lepaskan cubitannya.
Setelah sampai di Kota B, aku langsung mencari
Hotel yang sekiranya pas untuk isis dompetku.
" Malam pak, ada yang bias saya Bantu? " tanya
petugas jaganya seorang laki-laki.
" Malam juga, apa masih ada kamar yang
kosong Pak? " balsaku sambil melihat brosur
yang di tawarkan padaku.
" Tinggal ini Pak yang kosong! " katanya sambil
menunjuk no dan lokasi kamarnya pada denah
brosur itu.
" Oh ini saja Pak! " sahutku sambil menunjuk
kamar no 31 yang bertarip Rp 75.000,00
semalam, kamar kelas standart.
Setelah selesai membereskan administrasinya,
aku di antar room boy menuju kamar yang aku
pesan. Setelah masuk dan room boy
meninggalkan kami berdua, Tutik langsung
memeluk dan mencium bibirku, dan aku yang
sudah sangat terangsang mulai berangkat tadi
langsung melumat bibir seksinya sambil berdiri
di muka pintu yang sudah aku tutup. Resleting
yang baru saja aku betulin ketika mau masuk
hotel tadi sudah di buka lagi dengan kasar oleh
Tutik. Dan tangan nya langsung mengelus elus
Penisku seperti ketika berangkat tadi, malah
beberapa saat kemudian dia berjongkok di
depanku dan mengulum Penisku dengan
rakusnya tapi sangat enak rasanya. Ternyata
Tutik sangat berpengalaman dalam hal ini,
walaupun agak kasar mengulumnya tapi tidak
pernah sampai terkena gigi putihnya yang
sangat terawat rapi seperti gigi pengiklan pasta
gigi.
Setelah berjalan sekitar 15 menit berdiri di depan
pintu, kutuntun Tutik sambil tetap berciuman
seakan tidak mau melepaskan sekejapun
lumatan bibirnya, ke tepian ranjang. Lalu aku
duduk di tepi ranjang sambil tetap berciuman,
sedang tangannya juga tak lepas dari penisku.
Sambil membungkuk, kulepas kaos ketatnya,
dan tampaklah buah dadanya yang putihbersih
menantang, dengan ukuran sekitar 36 B, ku
alihkan lumatan bibirku ke payudaranya, dan
kupangku dia di atas pahaku.
Tutik mendesah kegelian tatkala kumisku
mengeser geser di atas puntingnya, kepalanya
mendongak ke belakang sambil bergerak ke
kanan dan kekiri merasakan kegeliannya yang
sangat hebat, sedang kedua tangannya
mendekap kepalaku seolah takut kehilangan
moment mencium payudaranya. Sedang kedua
tanganku meremas remas pantatnya yang besar
nan kenyal sambil meraba raba pahanya, kadang
kadang ke masukan tangan kananku ke
duburnya.
Setelah puas melumat payudaranya, aku
menjatuhkan badanku ke ranjang sehingga
sekarang Tutik berada diatas tubuhku yang
sudah tidak berbaju, dan seperti sudah tahu ke
mauanku, Tutik meranggkak di atas tubuhku,
sambil melepaskan celana jeansnya dan CDnya,
dia duduk diatas mulutku yang sudah siap untuk
menjilati memeknya yang terlihat bersih tanda di
rawat dengan baik. Aku dengan sangat bernafsu
menjilati memeknya yang mulai basah oleh
lender wanitanya dan air liurku. Sedang Tutik
tangannya tidak mau ikut diam dengan setengah
membalik badan dia meremas remas penisku
yang masih terbungkus CD dan celana yang
terbuka resultingnya. Aku juga demikian, kedua
tanganku meremas payudaranya yang terayun
ayun oleh gerakan badannya yang merasakan
kegelian memek dan payudaranya.
Setelah sekian lama kami ber alih posisi, Tutik
membalikan badannya dan melepasCD dan
celana panjangku. Ketika membungkuk ku korek
korek memeknya dengan kedua jariku. Setelah
terlepas dia langsung menghisap penisku, dan
memeknya di pampangkan didepan mulutku,
kami ber main 69.Sedang tangan kananku
meremas remas pantatnya sedang tangan kiriku
meremas remas payudaranya. Tutik menghisap
sambil mengocok penisku dengan tangannya,
Sambil mengerang ngerang kegelian. Sedang
aku kadanga kadang ku telusukan jari tanganku
ke duburnya yang berwarna coklat tua tapi
bersih.
Setelah puas saling melumat, Tutik merangkak
turun dan mengatur posisi memeknya di atas
penisku yang sangat tegang seperti tonggak
kayu tapi berbentuk pedang bulat, karena saking
tengannya penisku. Setelah merasa pas,
pantatnya diturunkan pelan-pelan sambil
menggoyang kan pantatnya kekanan dan kekiri
pelan pelan, karena saking sempitnya
memeknya dan besarnya penisku.
Hampir lima menit Tutik baru bisa memasukan
penisku kelubang memeknya, itupun baru
setengahnya, dia menjerir kegelian sambil
meremas sendiri payudaranya, sedang aku
memegang pinggangnya supaya tidak terlalu
cepat keluar masuknya. Setelah masuksemua,
Tutik mulai membungkuk dan menurun naikan
pantatnya sambil terus mendesah kegelian.
" Achh, uenakk sayy! " teriaknya kegelian sambil
terus menggenjot pantatnya naik turun.
" Terus say, goyang pantat kamu! " teriakku
membalas sambil tetap memegang
pinggangnya.
" Kenapa enak begini say!, Punya kamu sungguh
besar dan nikmat banget! " ceracaunya tak
karuan.
" Punya kamu juga Say..!" Balasku.
Setelah sekitar lima menit menggoyangkan
pantatnya dalam posisi seperti itu, aku duduk,
sehingga Tutik seperti aku panggku dari
belakang. Sambil terus bergoyang kuremas
payudara Tutik dari belakang. Kepal Tutik
mendongak dongak takkala kupelintir puntingnya
dank u cium leher belakangnya.
" Say.. terus say..! " teriaknya.
" Enak say? "bisikku sambil mencium belakang
telinga kanannya.
" Iya terus say.. Sampai pagi mau kan..!"
balasnya sambil mendesah desah.
Setelah terlihat agak kendor goyangannya,
kubalik badan Tutik sehingga sekarang kami
saling berhadapan. Sambil kulumat Bibirnya aku
merayap ketepi ranjang, lalu aku berdiri sambil
mengendang Tutik dengan tanpa merubah
posisi penisku yang masih menancap di dalam
memeknya. Ketika berdiri, Tutik lansung
menggoyangkan pantatnya naik turun sambil
bergelayut di leherku, sementara tanganku
menyangga pantatnya sambil membantu
menaik turunkan badanya. Kepalanya kembali
mendongak merasakan kegelian yang sangat
hebat.
" Say..! " teriaknya ketika kurasakan cairan
wanitanya kembali keluar setelah tadi waktu aku
jilatin memeknya juga sudah keluar.
Berarti sudah dua kali Tutik mencapai
orgasmenya. Sedang aku belum merasakan apa
apa.
" Say kamu sungguh Hebat!, pelupuk mataku
sampai merasakan kegeliannya, merinding
rasanya seluruh badanku say.." racaunya tanpa
menghentikan ayunan pantatnya.
Setelah sekian lama berdiri aku berjalan
mendekati meja rias, kududukan Tutik tanpa
melepas posisi penisku di meja rias, lalu ku
angkat kedua kakinya, Tutik tanpa disuruh
menyandarkan badannya di kaca meja rias itu.
Setelah sekira pas posisinya ku genjot pantatku
maju mundur sambil sesekali ku goyang
kekanan, kekiri, dan memutar. Tutik makin
meracau tak karuan.
Setelah kira kira berjalan lima menit, kulepaskan
penisku dan aku langsung berjongkok di depam
memeknya, dan kulumat lagi memeknya yang
sudah sangat basah oleh lender kewanitaannya.
Kembali Tutik meracau tak karuan ketika
kelentitnya ku sedot sedot, sambil tangannya
mendekap kepalaku seakan akan dia tak mau
melepaskan sedotan bibirku dari kelentitnya yang
merah menantang.
Setelah puas mempermainkan kelentitnya
kupindahkan lumatan bibirku ke bibir memeknya
yang berwarna merah muda, juga lidahku
kujulurkan menusuk nusuk lubang vaginanya
yang sangat menantang. Setelah puas kutuntun
Tutik berjalan ke tepi Ranjang dan kududukkan di
sudut Ranjang, lalu kudorong badannya
sehingga badannya tidur di ranjang sedang
kakinya menjuntai di tepi ranjang. Terus ku
ambil dua bantal dan kutaruh di bawah pantat
Tutik. Tutik yang mengerti maksud aku langsung
mengangkat pantatnya ke atas. Setelah sekira
pas posisinya kembali ku jilati memeknya
sebelum aku masukan penisku ke dalam
memeknya dalam posisi di ganjal bantal
sehingga memeknya terlihat menyembul tapi
makin sempit.
" Cepet Mas masukin punyamu..!" Teriaknya
ketika ku mainkan kepala penisku di bibir
vaginanya.
Aku tersenyum melihat rona wajanya yang
terlihat makin seksi dalam keadaan awut awutan
di amuk gelombang birahinya yang memuncak.
Sedikit demi sedikit kudorong penisku masuk
vaginanya yang semakin sempit dalam posisi
pantat di ganjal. Setelah masuk semuanya aku
diamkan beberapa saat sambil melumat
bibirnya.sedang tangan kiriku meremas remas
payudaranya dan tangan kananku menyangga
tubuhku yang berada di atas tubuhnya. Kira kira
selama lima menit kami berpanggutan seperti itu
sampai terasa sesak nafas kami berdua.
" Say, kenapa baru sekarang kita ketemu? "
Tanya nya seakan menyesal.
Aku cuman tertawa tanpa menghiraukan
ceracaunya. Lalu aku genjot perlahan lahan
memknya yang semakin sempit itu rasanya di
dalam vaginanya penisku di remas remas oleh
dinding vaginanya yang bergerigi dan terasa legit
atau keset atau istilah lainnya yang tidak aku
tahu. Tapi yang jelas sangat berbeda banget rasa
Vagina Tutik dengan vagina vagina wanita lain
yang selama ini aku setubuhi.
Vagina Tutik sama sekali tidak berbau, dan
sangat keset, tidak sampai banjir banjir. Sepuluh
menit sudah aku bergoyang di atas tubuh Tutik
dengan posisi ini, setelah puas kuanggkat kedua
kakinya, dank e genjot maju mundur pantatku
menyodok nyodok memeknya. Dalam posisi ini
Tutik makin mengerang erang kegelian.
Kepalanya bergoyang ke kanan kiri menahan
kegeliannya.
Lalu kurusuh dia merambat agak keatasagar
kakinya tidak menjuntai lagiaku mengikuti di atas
tubuhnya tanpa melepas posisi penisku yang
tertanam di dalam memeknya.
Setelah sampai di tengah tengah ranjang,
kugenjot lagi pantatku dalam posisi
konvensional. Sambil kulumat bibirnya hingga
beberapa saat lamanya. Lalu kami berguling
tanpa melepas penisku. Setelah Tutik di atas dia
merubah posisinya duduk seperti naik kuda dan
terus menggoyangkan pantatnya naik turun.
Kedua tanganku meremas remas kedua
payudaranya dari depan. Setelah agak lama,
Tutik aku suruh berputar sehingga seperti posisi
semula kami bersetubuh. Lalu kutarik tubuhnya
dan dengan ku pegang pinggangnya mulai lagi
goyangan pantatnya. Di posisi ini, Tutik
mengeluarkan lender kewanitaannya lagi
sehingga sudah tiga kali Tutik mencapai
orgasme.
Setelah terlihat capai, tubuh Tutik kutarik
sehingga jatuh di dadaku, lalu kuciumi lehernya
dan ka, mi bergulingan lagi tanpa melepas
penisku yang masih tertanam di dalam
memeknya. Setelah aku diatas tubuhnya lagi,
aku mulai lagi bergoyang Tutik tampak semakin
merasakan keperkasaanku di atas ranjang. Raut
wajahnya tampak sekali merasakan
kepuasannya.
" Say aku puas sekali merasakan permainan
kamu say..! " katanya memuji kehebatanku.
" terus say.. Goyang lagi say.. tusuk memekku
dengan senjatamu say.." rengeknya sambil
menggeleng gelengkan kepalanya.
Aku terus menggejot memeknya dari belakang
sampai sekitar sepuluh menit lamanya.
Lalu kusuruh Tutik menungging atau posisi
Doggly style, tapi sebelum kumasukan penisku
dari belakang, ku cium lagi memeknya dari
belakang kadang kadang kujilati juga lubang
duburnya.
" Say jangan daerah itu jijik donk!" larangnya
walau tanpa merubah posisi menungginggnya.
Aku tersenyum saja sambil terus menjilati
lubang duburnya dan memeknya secara
bergantian. Setelah puas kutusukan lagi penisku
dari belakang ke dalam memeknya.
" Say! " teriaknya ketika aku telusupkan penisku
kedalam memeknya.
Entah terasa sakit atau geli aku tidak tahu yang
jelas penisku sangat enak banget rasanya
sehingga sampai tidak dapat menjelaskan
namanya.
" Enak say..!? " tanyaku setelah kugoyang
pantatku maju mundur sambil memegang
payudaranya, sehingga seperti main kuda.
" Enak banget say.. Kamu bener bener hebat dan
pandai sekali mempermainkan aku. Aku sampai
kuwalahan banget say..! " sahutnya sambil
terengah engah kenikmatan.
" Mau terus begini say..? sampai pagi kuat..? "
godaku sambil memutarkan goyangan pantatku.
" Mau say mau sekali.." jawabnya sambil
menengok aku. Dan pas menengok ku lumat
bibirnya sampai terasa sesak nafas kami berdua.
" Say.. Aku keluarin di mana nih..? Dalam atau
luar? " tanyaku beberapa saat kemudian, setelah
aku merasa mau keluar.
" Dalam aja say, aku pingin merasakan
kenikmatan air manimu yang begitu hebat ini! "
balasnya sambil tersenyum puas.
" Apa kamu suad mau kena lagi say?" tanyaku
lagi.
" Bentar lagi say..kita bareng bareng ya say? "
" OK.." Jawabku singkat sambil mempercepat
maju mundurnya goyangan pantatku.
" Say aku mau keluar!" teriaknya beberapa saat
kemudian.
" Aku juga say " jawabku singkat.
" Ayo say aku sudah tidak kuat lagi.." teriaknya
sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
" Sekarang say.." Teriakku sambil mendekap
tubuhnya dari belakang, ketika airmainku mulai
muncrat kedalam vaginanya, dan goyanganku
semakin aku percepat.
Tutik tidak menjawab, tapi tangan nya
mencekram selimut dan kasur pertanda
mencapai klimaks seperti aku. Setelah beberapa
saat terdiam kami mengelosor sambil
berpelukan dari belakang, dan tanpa sadar
tertidur dengan posisi miring sambil memeluk
tubuhnya dari belakang.
Malam itu kami sempat melakukan lagi sekali lagi
dan tertidur lagi sampai matahari sudah berada
di atas tubuh. Jam di tanganku kulihat sudah
pukul 10 siang. Setelah mengambil sarapan di
kursi teras kami berdua mandi bareng di bath
up, dan melakukan lagi sampai keluar lagi air
maniku yang ketiga kali. Sebelum jam check out
tiba kami keluar dari hotel, pulang dengan
perasaan puas yang tak terhingga walau seluruh
badan terasa capai sekali.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/636
U-ON

inc Powered by Xtgem.com